Pameran Keliling Karya Koleksi Galleri Nasional Indonesia

Seremonial Pameran Keliling Koleksi Karya Galeri Nasioanl Indonesia Di Taman Budaya Lampung


Pameran Keliling Koleksi Karya Galleri Nasional Indonesia dan Perupa Lampung dengan tema " Spirit Khua Jukhai dengan 40 karya dua dimensi/lukis.


SPIRIT KHUA JUKHAI 
Pameran Koleksi Galeri Nasional ini merupakan kegiatan berkala tahunan Galeri Nasional Indonesia dengan misi ingin mendekatkan secara langsung karya-karya otentik (asli) dari koleksi Galeri Nasional Indonesia pada apresian setempat. Setiap penyelenggaranya pameran ini selalu disertai oleh karya-karya terpilih dari perupa setempat yang juga memiliki nilai penting bagi perkembangan seni rupa setempat. Semangat ini sengaja disajikan untuk, pertama, mendekatkan secara langsung karya-karya yang koleksi kepada apresian setempat dan juga untuk menumbuhkembangkan pengetahuan kritik seni rupa pada masyrakat luas. Kedua, bagi kepentingan sejarah seni rupa Indonesia yang memerlukan pencatatan terus menerus, dalam praktik penulisan dan presentasi karya seni rupa.  
Kurator pameran ini berupaya untuk menggali kekhasaan idiomatik pada konteks lokal yang ada, dalam kaitan ini, kurator mengentaskan tema “Spirit Khua Jukhai”, sebuah tema dari konteks sejarah setempat yang memiliki makna lokal sekaligus universal. Dari elobarasi bersama, tema “Spirit Khua Jukhai” ini dapat kiranya dijelaskan sebagai berikut sebagai pandangan kurasi ini: 
Khua Jukhai dalam bahasa Lampung adalah Khua artinya dua dan Jukhai adalah keturunan atau kelompok. Selanjutnya dapat diartikan lebih lanjut bahwa  “Spirit Khua Jukhai” adalah semangat pencampuran budaya dari “masyarakat setempat” dengan budaya dari “masyarakat pendatang” untuk membangun ruang geokultural Lampung baik secara sosial, budaya, politik, arsitektur. Secara metaforis ruang geo-kutural ini adalah semacam Indonesia kecil yang mengindasikan bahwa masyarakat Indonesia sesungguhnya terbentuk dari keberagaman budaya. Sebagai sebuah tema, “Spirit Khua Jukhai” dapat kiranya diartikan seluas-luasnya, terutama kaitannya dengan wacana identitas budaya dalam representasi dan praktik seni rupa. Secara umum dapat dikatakan bahwa identitas  terbentuk oleh relasi/hubungan. Identitas budaya sendiri bukanlah sebuah kondisi yang final, ia selalu kondisi menjadi(becoming). Seni disatu sisi mengonfirmasi pengalaman-pengalaman subyektifitas dalam proses dinamis formasi dan reformasi identitas budaya.   
Dengan pengertian dan elaborasi diatas, kuratorial ini menjadikan momentum ini untuk menghadirkan secara spesifik isu identitas dan pascaidentitas dalam praktik seni, dengan pertanyaan, seperti apa pengalaman beridentitas itu muncul dalam praktik seni? Sejauh mana pengalaman pascaidentitas sekaligus juga hadir dalam karya seni?  Pertanyaan ini sekiranya bisa menjadi pemantik berkarya perupa setempat dalam merespons tema ”Spirit Khua Jukhai” dalam pameran bersama para perupa senior dan bersejarah Indonesia. Karya-karya yang dihadirkan bisa menimbang  kehidupan masyarakat Lampung dalam kehidupan sehari hari, adat istiadat  pada Pepadun (Abung) dan Peminggir ( pesisir ) misalnya. Kami berharap, karyakarya yang disajikan dapat mencari angle-angle realitas kehidupan yang kadang tidak terpikirkan. 
Pada akhirnya, pameran karya pilihan Galeri Nasional dan Perupa Lampung ini akan menghadirkan bentukbentuk baru yang sangat mendorong gambaran dan perkembangan wacana seni rupa Lampung  pada peta seni rupa Indonesia.  
Tim Kurator Sudjud Dartanto I Joko Irianta I David  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apresiasi Seni Rupa

Diskusi Seni rupa Lampung