Pendandatangan Prasasti Pameran Lukisan dengan Tema "Si-Nau"
Kepala Taman Budaya Lampung menandatangani Prasasti Pameran Lukisan dengan Tema "Si-Nau" kegiatan tersebut merupakan, kerja bareng Kemdikbud, Media Art dan Taman Budaya Lampung, ketika itu saya mengikuti kegiatan Bimtek Kuratorial di Yogyakarta, dari seluruh peserta Bimtek Kuratorial tersebut dipilih empat konsep terbaik untuk difasilitasi oleh kemdikbud, dari empat konsep terbaik tersebut salah satunya saya.
Pengantar Kuratorial
Oleh: David
“ S i-n a u “
Sinau istilah
dari bahasa jawa adalah : belajar, berproses, rasa ingin tau, rasa ingin
berbuat. Ungkapan proses pemikiran untuk sebuah eksistensi agar bisa di
apresiasi oleh halayak masyarakat pada umumnya, rasa ingin tau pun muncul
ketika eksistensi itu dikedepankan dalam sebuah karya seni, dialektika pun
tercipta antara penikmat /apresiasi dan karya seni, rasa ingin tau memasuki
ruang dan waktu kedalam proses pemikiran
konseptual. Rasa keinginan, mengetahui, mengerti, tentunya sebuah tindakan dari
sebuah pemikiran, tindakan tidak berangkat dari kekosongan yang ada. Semua
dimulai dengan sesuatu rasa ingin tau, belajar dari kehidupan sehari - hari
dari sudut pandang sosial, budaya,
politik, arsitektur.
Rasa ingin tau
pun muncul ketika kita membaca peluang, membaca wacana yang terjadi pada saat
ini, hadirnya kegelisahan dalam eksistensi membentuk sebuah iklim berkesenian
yang begitu sangat memprihatinkan pergerakan seni rupa pun tersendat sendat,
terhalang sebuah iklim yang begitu memukau, pusat kekuasaan pun di perebutkan,
kompetisi pun dihadirkan dalam sebuh eksistensi identitas, memperjuangkan
sebuah legalitas dalam sebuah eksistensi.
Rasa ingin
taupun akan muncul, rasa ingin belajar mengetahui mencoba berproses tahap demi
tahap mempelajari berhadaptasi dari sebuah system yang terjadi pada saat ini,
berkolaborasi dengan ruang dan dimensi yang ada.
Terus
selalu bereksperimen membentuk sebuah perjalanan peristiwa kesenian,
bereksperimantasi dalam karya 2 dimensi,
Sinau beretika dalam sebuah karya seni, Sinau
memposisikan ruang dan waktu, Sinau bertutur kata, Sinau
rasa ingin tau kehidupan sehari - hari, Sinau membaca peluang
pasar wacana dan wacana pasar.
ketika idialisme itu hadir dalam sebuah
estetika, dibungkus dan dikemas serta disajikan dalam bentuk dimensi yang
berbeda - beda, ruang rupa pun semakin berwarna dalam sudut pandang yang
berbeda antara keinginan dan pencapaian sebuah gagasan, ide dalam dimensi ruang
rupa.
Gelombang
urbanisasi dan kecilnya diferensiasi serta kesempatan kerja menyebabkan
merebaknya kehidupan jalanan seperti banyaknya keriminalitas, prostitusi tumbuh berjamur di mana – mana, hal ini
sangatlah miris untuk kita kancah dan didiskusikan untuk dihadirkan dalam forum
– forum tertentu, perkembangan zaman membentuk sebuah karakteristik personal
maupun daerahnya masing – masing,
glamorisasi, gaya hidup berpakaian
fashionisme, pergaulan, dalam
proses tumbuh kembangnya sebuah individual, Kontinuitas pun sangat cepat dan
perubahan yang terjadi pada saat ini baik itu daerahnya mau pun kehidupan
sehari – hari masyarakat pada umumnya. Pergesaran budaya yang terjadi begitu
terlihat khususnya pada gaya hidup kaum urban ( perkotaan ). Mulai dari
kalangan ABG, Remaja hingga orang dewasa. Tidak bisa dipungkiri budaya
ketimuran yang merupakan asli masyarakat kita secara perlahan tapi pasti
digantikan dengan lifestyle dari barat yang ada dasarnya memang tidak sesuai
dengan berbagai macam norma yang ada di tengah – tengah masyarakat Indonesia.
Munculnya kaum urba menetaskan prinsif – prinsif ke barat baratan mempengaruhi
iklim sosial, budaya politik sebuah daerah yang selalu di puja – puja,
kebebasan pergaulan dan trend dalam masa kekinian, sementara tuntutan ekonomi
pun semakin tinggi, kemewahan kepuasan di agung – agungkan untuk sebuah
eksistensi dalam kehidupan masyarakat pada masanya.
“
Ideologi dalam definisi dan praktek” ada banyak definisi tentang ideologi,
namun dari semua definisi yang ada, ideologi paling tidak harus memenuhi dua
karakteristik mendasar, pertama, ideologi memiliki pandangan hidup tadi.
Pandangan hidup berkaitan dengan cara, bagaimana memandang kehidupan ini, dari
mana kehidupan ini berasal, serta akan kemana kehidupan ini menuju. Pandangan
hidup dengan sendirinya akan memberikan metodologi unik untuk merangkai
berbagai macam konsep ( Ekonomi, Sosial,
Budaya, Politik, Pendidikan dan lain – lain )
Pertumbuhan,
pembentukan karakter dimulai dari lingkungan sekitarnya, mulai dari
keluarga/orang tua dan lingkungan,
proses sinau/belajar bermula
ketidak tauan melihat memperhatikan lalu mencoba untuk diatualkan dalam bentuk
apa pun, perlunya kita sebagai insan seni membicarakan mempresentasikan
kehidupan sehari – hari dalam bingkai estetika realistis dikemas sedemikian
rupa, terjadinya dialektika tentunya ada hal – hal yang ingin kita sampaikan,
pesan moral kedalam goresan dan warna apakah itu symbol berwarna hitam atau pun
putih, baik mau pun buruknya, YIN YANG
jika kita memakai istilah filosifi china di antara hitam tentu ada warna
putihnya begitu juga sebaliknya,
“
Sebuah mimpi dapat terwujud bukan karena keajaiban, melainkan karena keringat
dan kerja keras “, selalu mencoba dan
mencoba, “ berhentilah berhenti “ selalu berbuat dan jangan pernah
berhenti, untuk di aktualkan dan di presentasikan kedalam karya seni.
Seni
rupa, lebih terkhusus seni lukis, media ungkap dalam bahasa gambar menceritakan
kehidupan sehari – hari disekitar kita,, sehingga terbangunnya dialektika
memasuki dimensi yang absud dan fenomena sangat reasitis ketika kita hadirkan
dalam bentuk bahasa gambar kekinian.
Menterjemahkan
dan mempresentasikan bahasa gambar untuk di presentasikan kepada hallayak
tentunya perlu stretegi dan konsep yang sangat jelas dan mudah di mengerti oleh
hallayak pada umumnya, sehingga audens dapat memasuki ruang dimensi, imajinasi,
pesan moral yang disampaikan oleh pelaku seni dalam bentuk karya 2 dimensi.
Kekinian
apa itu arti kekinian..? keadaan kini atau sekarang dalam pengeartian wacana
seni rupa yang terjadi pada saat ini, tentunya kita selalu di tuntut oleh
bahasa kekinian keadaan kini atau sekarang mulai dari dunia maya ( IT ) fashion, dan
eksistensi dan lain – lain selalu di kedepankan dan di aktualisasikan kedalam
bentuk aktifitas sehari hari baik itu positif mau pun negatif dalam sudut
pandang kekinian.
Contemporary,
dalam bahasa inggris, berarti the present, to – day, now. Namun, dalam dunia
seni rupa, artinya bisa sekarang, bisa yang lalu, bisa yang akan dating, sampai
kapan pun belum tahu.Jadi, memang rancu sekali untuk di perdebatkan, ketika
kita tinggalkan bahasa contemporary yang tertinggal atau tersisa adalah seni
rupa Indonesia, kearipan lokal yang ada di Indonesia sangatlah beragam dari
sosial, budaya, ekonomi, politik, arsitektur.
Contemporary,
apakah kita ingin membahasnya..? “ tentu tidak “, penggayaan dan pencitraan
dalam segi teknis “ IYA “, tetapi konsep, pesan moral yang di sampaikan
tentunya hadir dalam kehidupan sehari – hari yang terjadi pada saat ini dan
akan datang, kekinian, dengan harapan Lahirnya perupa perupa muda yang penuh
dengan energy, semangat sehingga turut membangun seni rupa di Indonesia pada
khususnya.
Salam
budaya..
Komentar
Posting Komentar